Upaya Stabilkan Harga Beras yang Terus Meroket, Bulog Lampung Berencana Tambah Stok 2.200 Ton

BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) – Harga beras di Provinsi Lampung terus meroket. Saat ini, harga beras medium di pasaran mencapai Rp12 ribu per kilogram. Sementara beras premium dijual lebih mahal, yakni Rp14 ribu lebih.

Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo  mengungkapkan bahwa hingga bulan September, mereka telah mengirimkan lebih dari 19 ribu ton beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

“Kami berusaha mengantisipasi lonjakan harga dengan memperkuat stok. Bulan ini, kami berencana menambah pasokan hingga 2.200 ton, bergantung pada permintaan pasar,” katanya pada Selasa, 5 September 2023.

Beras dari Bulog telah disalurkan ke 79 pasar dan 244 toko beras. Tetapi harga beras terus melonjak selama musim kemarau.

“Selama dua bulan terakhir, harga beras semakin tinggi. Petugas kami dari Bulog bekerja keras untuk menstabilkan harga agar tidak terlalu tinggi,” ucapnya.

Nurman menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh kurangnya air yang memengaruhi produksi beras.

“Kurangnya pasokan air berdampak langsung pada produksi beras. Harga gabah kini mencapai 6.500 hingga 6.600 per kilogram, sehingga harga beras mencapai 13 ribu lebih,” ujarnya menjelaskan.

Untuk mengatasi gejolak harga ini, Perum Bulog Lampung telah meningkatkan pasokan beras SPHP yang didistribusikan ke berbagai daerah.

“Dalam prinsip ekonomi, kenaikan harga disebabkan oleh perbedaan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan tinggi dan pasokan terbatas, harga akan naik,” ujarnya.

Nurman menyebutkan bahwa kemungkinan harga beras di Lampung masih akan terus naik. Tetapi Bulog akan terus berusaha menjaga agar kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan.

“Masih ada potensi kenaikan harga, namun kami berharap bantuan pangan dari pusat dapat membantu menahan kenaikan tersebut. Sebagai contoh, tiga bulan lalu, kami berhasil menurunkan harga beras melalui program bantuan sosial,” tuturnya.

“Jadi, untuk mengatasi kenaikan harga beras, kami memiliki dua pendekatan. Pertama, melalui bantuan sosial berupa beras, dan kedua, dengan terus memasok beras SPHP ke masyarakat,” kata Nurman. (vrg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *