Program Desaku Maju, Motor Penggerak Ekonomi Lampung

BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) – Peluncuran program juga dilakukan serentak di sejumlah desa lainnya, yakni Desa Taman Cari (Lampung Timur) yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur, Desa Tambah Rejo (Pringsewu), dan Desa Suka Damai (Lampung Selatan).

Desaku Maju merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang menjadi salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung.

Dalam kesempatan tersebut, Mirza meninjau berbagai kegiatan yang telah berjalan di Desa Wonomarto, antara lain produksi pupuk organik cair oleh BUMDes dan kelompok tani, hibah alat pengering (dryer) untuk gabah dan jagung, pelatihan vokasi untuk peningkatan keterampilan warga, serta pembangunan dan perbaikan jalan desa guna memperlancar distribusi hasil pertanian.

Gubernur menegaskan komoditas seperti singkong, padi, dan jagung merupakan tulang punggung pertanian di Lampung. Sekitar 6 juta penduduk menggantungkan hidup pada tiga komoditas ini. Oleh karena itu, ketiganya dinilai sangat vital dan perlu terus dibina serta dilindungi.

“Maka ketika harga singkong bagus produksinya tinggi, ketika harga jagung bagus produksinya tinggi, ketika harga gabah bagus produksinya tinggi, maka 6 juta masyarakat Lampung akan mengalami kecukupan,” ujar Gubernur.

Di Desa Wonomarto sendiri, terdapat potensi pertanian yang besar: 1.000 hektare lahan singkong, 600 hektare jagung, dan 200 hektare sawah. Harga jual jagung basah mencapai Rp3.700 per kilogram, dan bisa meningkat hingga Rp5.500 jika dikeringkan. Ini membuka peluang peningkatan pendapatan sebesar Rp6 miliar setiap panen, atau sekitar Rp6 juta per hektare per petani.

Melalui Program Desaku Maju, Pemprov Lampung mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian di setiap desa. Salah satunya dengan memberikan bantuan mesin pengering (dryer) agar petani jagung bisa meningkatkan pendapatan hingga Rp1 juta per bulan. Dengan satu unit dryer, Desa Wonomarto diharapkan dapat memulai hilirisasi pertanian.

Penguatan sektor pertanian juga dilakukan melalui pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) di 474 desa. Satu fasilitas POC mampu mencukupi kebutuhan hingga 2.000 hektare lahan.

“Apabila ini bisa dilakukan secara masif di 2.000 desa di Lampung, maka pertumbuhan ekonomi Lampung akan membaik dan Lampung akan semakin maju,” tegas Gubernur.

Ia juga menyampaikan Provinsi Lampung membutuhkan 900 unit combine harvester, 500 dryer, 300 rice milling unit, dan ratusan silo untuk mendorong hilirisasi pertanian dan membangun ekosistem pertanian terintegrasi menuju industrialisasi dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Namun, mengingat keterbatasan APBD, Gubernur mendorong perbankan untuk menyediakan skema pinjaman alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani, kelompok usaha tani, BUMDes, koperasi, dan pengusaha muda di desa.

Baca Juga Sukadamai Jadi Percontohan Program Desaku Maju

“Saya pastikan, mulai hari ini Lampung tidak akan tumbuh dari Bandar Lampung. Lampung tidak akan tumbuh dari kota-kota, tapi akan tumbuh dari desa-desa seperti Desa Wonomarto,” tegas Mirza.

“Ekonomi Lampung ke depan, bukan desa yang bergantung ke kota, bukan desa yang bergantung pada SDM di kota, tapi kota yang akan bergantung ke desa. Kekuatan masyarakat, kekuatan Provinsi Lampung akan berada di tempat Bapak Ibu sekalian,” tambahnya di hadapan masyarakat Desa Wonomarto.

Gubernur juga mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah kabupaten/kota, BUMN, BUMD, dunia usaha, perguruan tinggi, dan masyarakat desa untuk bersinergi membangun ekonomi desa melalui Program Desaku Maju.

“Pemprov Lampung tidak bisa berjalan sendiri, kami bukan Superman. Mari kita sinergikan langkah dan mari kita masukkan program ini dalam perencanaan pembangunan lima tahun ke depan, termasuk dalam RPJMD kabupaten dan kota,” pungkas Mirza. (Red)