BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) – Kunjungan kerja Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bersama Pemerintah Provinsi Lampung menuai sorotan tajam, karena tak melakukan peninjauan ke Pabrik besar pada Senin (14/7) lalu.
Anggota DPRD Lampung sekaligus anggota Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong, Miswan Rody mengatakan, jika pihaknya menyayangkan absennya agenda kunjungan ke perusahaan-perusahaan besar pengolahan singkong, termasuk PT Bumi Waras.
“Ini aneh. Kita bicara soal tata kelola niaga singkong, tapi perusahaan besar justru tidak dikunjungi. Padahal mereka yang paling menentukan harga dan serapan hasil petani,” kata Miswan kepada media ini. Rabu (16/07)
Miswan khawatir, langkah pemerintah pusat dan DPR RI dalam merumuskan kebijakan tata niaga singkong justru meleset dari akar persoalan jika tak menyentuh titik-titik krusial industri.
“Kita jangan hanya mendengar keluh kesah petani, tapi juga harus tahu bagaimana industri besar beroperasi. Tanpa itu, kebijakan hanya akan jadi tempelan, tidak menyelesaikan masalah,” ucapnya.
Sementara, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dalam pertemuan dengan Ketua Baleg DPR RI Bob Hasan mengungkapkan, keresahan petani terhadap gempuran produk impor. Ia meminta adanya regulasi nasional yang lebih ketat soal masuknya tepung tapioka dari luar negeri, serta dorongan nyata terhadap hilirisasi produk singkong dalam negeri.
“Petani kita tercekik. Gudang pabrik penuh, panen mereka tak laku. Tapi tepung dari Thailand dan Vietnam terus masuk. Ini gila,” urainya
Gubernur menekankan pentingnya membangun ekosistem kemitraan antara petani, pelaku industri, hingga konsumen akhir.
“Tanpa kolaborasi, semua berjalan sendiri-sendiri. Ini yang membuat tata niaga singkong terus stagnan,” ucapnya
Sementara itu, Ketua Baleg DPR RI Bob Hasan mengakui belum adanya regulasi kuat yang mengatur tata niaga singkong dari hulu ke hilir. Ia berkomitmen menyusun kebijakan menyeluruh dan menyebut singkong pantas masuk sebagai komoditas strategis nasional.
“Regulasi ini tidak hanya untuk jangka pendek. Kita akan atur seluruh ekosistemnya secara sistemik,” tandasnya. (Gung)











