Kejati Lirik Dugaan Korupsi Alsintan

BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) – Misteri raibnya ratusan Alat Mesin Pertanian (alsintan) di Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung nampaknya bakal di ambil alih Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung.

Pasalnya, Kejati Lampung dikabarkan siap menindaklanjuti kasus yang diduga melibatkan aktor besar, termasuk seorang anggota DPR RI asal dapil Lampung berinisial SN.

Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Lampung Armen Wijaya mengatakan, jika pihaknya tidak akan tinggal diam jika ada indikasi yang merugikan masyarakat.

“Kalau ada laporan, pasti kami tindak lanjuti. Selama ada indikasi merugikan masyarakat, akan kami kejar,” singkat dia kepada media ini.

Sementara, Kasipenkum kejati Lampung Ricky Ramadhan mengungkapkan, bahwa meminta publik bersabar terkait dugaan tersebut.

“Sabar aja om, nanti ada update dari bidang teknis. Sama kayak kasus tol kemarin,” singkatnya.

Diketahui, Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat ada 771 unit alsintan dalam aset dinas, tapi hingga kini masih ada 145 unit yang belum jelas rimbanya.

Sementara itu, Kepala UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Alsintan, Amel, berdalih bahwa kasus ini warisan pejabat sebelumnya. Ia menegaskan sebagian besar alsintan sudah ditemukan.

“Sekitar 600 lebih sudah ketemu, tinggal 145 unit lagi. Jadi jangan dibilang hilang,” kilahnya.

Namun di sisi lain, Amel membongkar fakta mengejutkan pembagian alsintan pada periode sebelumnya ternyata diatur oleh seorang oknum anggota DPR RI dari PDI berinisial SN.

“Semua dibagikan gratis, berdasarkan perintah DPR RI. Tidak ada jual-beli,” tegasnya.

Meski begitu, isu liar di lapangan menyebut alsintan tersebut justru diperjualbelikan. Dugaan ini semakin mempertebal aroma “permainan politik” di balik proyek bernilai miliaran rupiah itu.

Amel menambahkan, kendala utama dalam penelusuran adalah anggaran.

“Kalau mau turun ke lapangan, kami sering keluar uang pribadi untuk akomodasi. Mungkin butuh waktu setahun lagi untuk benar-benar tuntas,” ujarnya

Dalam dugaan ini, Dari total 1.057 unit alsintan, sebagian hanyalah handsprayer, sementara sisanya merupakan alsintan berat yang bernilai tinggi. Meski klaim penerima disebut sudah terdata, kenyataannya ratusan unit masih misterius. (Edi)