Kejati Lampung Diganggu “Makhluk Halus”

BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) — Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung kembali disorot oleh Ketua Umum Laskar Lampung Indonesia (LLI) Nerozely Koenang, ia menuding Kejati lamban, tidak transparan, dan seolah-olah diredam “Makhluk Halus” dalam menangani sederet kasus korupsi besar di Provinsi Lampung.

“Ada apa dengan Kejati Lampung? Banyak kasus hilang seperti ditelan bumi. Apakah ada tangan-tangan tak terlihat yang sengaja meredam keadilan?,”kata Nero kepada media ini. Rabu (16/07)

Bahkan, kata Nero, sejumlah kasus besar yang hingga kini tak kunjung menemukan titik terang—mulai dari dugaan penyimpangan dana hingga proyek mangkrak bernilai miliaran rupiah.

“Kasus PT LEB, DPRD Lampung Utara, Lampung Timur semuanya sepi. Apakah ada bunga harum semerbak yang ditabur di meja penyidik? Atau makhluk halus dari pusat yang membisikkan ‘jangan lanjutkan’?” ucapnya.

Daftar Kasus “Hilang” Versi LLI

Nero lalu merinci satu per satu kasus yang menurutnya macet di Kejati Lampung:

DPRD Tanggamus: Dugaan penyimpangan anggaran pokok pikiran (pokir) dan perjalanan dinas.

DPRD Lampung Utara: Kasus gratifikasi dan belanja anggaran yang tak pernah dibuka ke publik.

RSUD Ryacudu, Lampung Utara: Dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan dan anggaran operasional.

Pasar Mangkrak di Lampung Timur: Proyek pengadaan yang tak kunjung selesai dan penuh kejanggalan.

Mobil Dinas Era Nunik (Chusnunia Chalim): Dugaan mark-up dalam pembelian kendaraan dinas.

KONI Lampung: Penyaluran dana hibah pembinaan olahraga yang dianggap tak transparan.

“Kasus-kasus ini seperti dipeti-eskan. Ini berbahaya! Kita bicara soal kepercayaan publik terhadap hukum. Jangan sampai ada kasus korupsi yang di-86, ini bertentangan langsung dengan arahan Presiden Prabowo yang menolak kompromi terhadap korupsi!” tegasnya.

Tak hanya itu, Panglima Nero sapaan akrabnya mengungkapkan, Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret dari Kejati Lampung, LLI siap mengungkap nama-nama oknum yang diduga mengintervensi proses hukum.

“Kami tahu siapa yang bermain. Jika Kejati terus tutup mulut, jangan salahkan kami kalau rakyat turun ke jalan. Jangan main api dengan keadilan!” tandasnya. (Red)