BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT) – Tiga Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung saling berebut rekomendasi Partai untuk maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lampung Timur (Lamtim)
Tiga Politisi yang dikabarkan merebut rekomendasi partai itu adalah, Ela Siti Nuryamah, Noverisman Subing dan Petahana Bupati Lamtim Dawam Rahardjo.
Disinyalir, majunya Ela di Pilkada Lamtim ini karena ia tidak terpilih kembali untuk ke Senayan, karena pindah Dapil 1 pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Pindahnya Ela dari Dapil 2 ke 1, dikabarkan karena Chusnunia Chalim (Nunik ) yang maju ke DPR RI melalui dapil Lampung 2 ini dan mantan wakil Gubernur Lampung itu juga memantapkan diri untuk tidak mengikuti Pilkada Lampung.
Kemudian, Tidak terpilihnya Ela sebagai wakil rakyat untuk DPR RI tahun ini, Disiasati oleh ketua DPW PKB Lampung itu untuk mengikuti Pilkada Lamtim. Dan nampak sosialisasi Ela itu Nunik nampak aktif menemani sebagai calon Bupati Lamtim.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) Candrawansah mengatakan, bahwa kandidat Pilkada Lamtim ini cukup menarik ada satu partai yang saling berebut rekomendasi untuk maju.
“Iya, center bahwa Ela dibawa ke Nunik ke Partai politik calon koalisi di Lampung Timur. Kalau melihat fenomena yang ada di Lampung Timur, Ela sudah mendapatkan restu dan kemungkinan besar untuk diusung oleh PKB, tinggal mencari koalisi dalam menuju pendaftaran,” kata Chandrawansah kepada media ini. Minggu (14/07).
Untuk itu, kata mantan ketua Bawaslu kota Bandarlampung itu, jika saat ini Ela berpotensi mendapatkan rekomendasi partai untuk maju di Pilkada Lamtim.
“Hal ini kemungkinan dikarenakan untuk mengapresiasi Ela disebabkan kader partai yang militan dan juga mendapatkan suara yang signifikan walapun masih kalah dengan Khadafi,” ucapnya.
Selain itu, sambung dia, Untuk pilkada Lampung Timur ini juga memang ada beberapa kader PKB yang akan merebutkan rekomendasi dari PKB maupun partai politik lain. “Ada Noveriman Subing, Ela dan tentu Petahana Dawam Raharjo,” urainya.
Ia berpendapat, jika tidak terpilihnya Ela sebagai anggota DPR RI dari dapil I dan kalah dengan Khadafi di tahun 2024 ini, karena pindah dapil dari 2 ke 1, melihat Nunik maju melalui dapil Lampung 2.
“Saya rasa memang hal itu dikarenakan majunya Nunik untuk Dapil 2 sehinga Ela maju di Dapil 1. Kalau disebut sebagai balas budi, ya bisa juga demikian, balas budi kepada kader yang mendulang suara walaupun PKB belum bisa mendudukkan dua kader mereka,” ungkapnya.
Kendati demikian, Politik balas budi adalah sikap saling menghormati dan saling memberikan penghargaan antara pelaku politik dalam dunia politik. Hal ini melibatkan sikap toleransi terhadap perbedaan pendapat, kemampuan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dan mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau partai politik.
“Seharusnya demikian dalam politik balas budi yang dijalankan. Sehingga demokrasi kita berjalan dengan baik,” tandasnya
Diketahui pada Pemilu 14 Februari lalu, Hj. CHUSNUNIA Chalim memperoleh 97.291 suara dari dapil Lampung 2. Sedangkan Ela Siti Nuryamah hanya memperoleh 62.035 suara kalah dari Muhammad Kadafi dengan 84.184 suara. (*)











