Tanggamus (hariankandidat.co.id)- Mahalnya harga gas elpiji bersubsidi tabung isi 3 kg di Kabupaten Tanggamus menurut informasi masyarakat, akhir-akhir ini untuk membeli gas tersebut sangat sulit karena menurut masyarakat selalu tidak kebagian apabila membeli di Pangkalan gas.
Seperti di Kecamatan Talang Padang, salah satu Sumber masyarakat Pekon Sukanegeri yang berjualan gas elpiji 3 kg diwarungnya mengaku sulit untuk mendapatkan gas untuk mengisi warungnya tersebut. Menurutnya, Pangkalan yang ada di Pekonnya bahkan dekat dengan warungnya selalu tidak kebagian.
“Warung saya ini bang di isi oleh pangkalan dari luar, harga dari pangkalan yang ngirim kesini Rp. 23.000 pertabungnya, makanya warung juga menjualnya mahal diatas standar,” kata Sumber pemilik warung Pekon Sukanegeri yang enggan disebutkan namanya kepada SKH Harian Kandidat, Rabu (26/3/2025).
Kata Sumber lagi, inilah yang menyebabkan harga gas mahal, padahal jelas warung harus membeli di Pangkalan harga Rp.20.000 pertabungnya. Ia juga mengatakan ini Permainan kebanyakan Pangkalan, dengan mengirim tabung gas ke luar wilayah dengan harga diatas ketentuan. Sumber menyebut, padahal disekitaran pangkalan tidak diutamakan karena harus menjual dengan harga yang sudah ditentukan.
“Kan kami harus bayar pegawai, biaya kirim, dan resiko lainnya,” kata Sumber lagi menirukan gaya bahasa Oknum Pangkalan yang nakal.
“Lingkungan pangkalan sendiri ga kebagian karena dikirim keluar wilayah, alasannya cabang pangkalannya. Eee.., malah jual harganya bukan harga pangkalan, rata-rata gaya pangkalan seperti itu Bang, ga disini, ga ditempat lain, ya seperti itu..!!,” tegas Sumber.
Investigasi kesetiap warga masyarakat dan pemilik warung penjual gas elpiji bersubsidi 3 kg di Pekon atau desa, membenarkan kondisi mahal dan langkanya kebutuhan akan gas.
Sumber lain Warga masyarakat Pekon Talang Padang juga menerangkan, ada Pangkalan yang baru menerima gas dari truk Agen, dan langsung diangkut ke mobil pik up jenis L300 ke Kecamatan lain, seperti ke Kecamatan Sumberejo. Padahal kata Sumber, lingkungan pangkalan tersebut masyarakat sekitar mengeluhkan sulitnya membeli gas.
Masyarakat menduga momen bulan puasa dan menyambut Hari Raya Idul Fitri, menjadi ajang pangkalan ‘licik’ dan Nakal demi memperkaya diri, karena permintaan kebutuhan pokok akan gas mengalami kenaikan.
Masyarakat juga memohon kepada Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan Dinas terkait berikut Jajaran yang berwenang, agar serius, memantau dan menindak tegas Pangkalan gas licik dan nakal, demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat Tanggamus. (Wan)