TULANG BAWANG BARAT (KANDIDAT) —
Pekan Olahraga Kabupaten (PORKAB) perdana yang semestinya menjadi ajang pembinaan dan kebanggaan olahraga di Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung, justru menyisakan tanda tanya besar.
Dugaan mark up anggaran mencuat setelah sejumlah pengurus Cabang Olahraga (Cabor) mengungkap kejanggalan dana hibah yang dikelola Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat.
KONI Tubaba, melalui Ketua Kodari, mengklaim telah menerima dan mengelola dana hibah dari Pemprov melalui KONI Lampung sebesar Rp.100 juta.
“Dana ini dibagikan ke masing-masing Cabor dengan nilai sekitar Rp.10 juta per Cabor. Tapi ada juga untuk keperluan mobilisasi, sewa sound system, dan kebutuhan teknis lainnya,” kata Kodari kepada media beberapa waktu lalu.
Namun, pernyataan itu justru dibantah oleh sejumlah pengurus Cabor yang menyatakan hanya menerima sekitar Rp.5 juta, bahkan dana itu sudah termasuk seluruh kebutuhan kegiatan. Lebih miris lagi, tidak ada anggaran hadiah untuk para atlet yang berhasil juara dalam ajang tersebut.
“Tidak ada Rp.10 juta, cuma sekitar Rp.5 juta. Semua kebutuhan sudah harus ditutup dari itu. Hadiah untuk anak-anak yang menang pun tidak disiapkan,” ujar salah satu pengurus Cabor yang enggan disebut namanya.
Ketimpangan data ini memunculkan dugaan serius soal transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana hibah tersebut. Pasalnya, Cabor yang mengikuti kegiatan PORKAB perdana Tubaba yang digelar sejak 27-31 Juli 2025 hanya 4 Cabor, yaitu Pencak Silat, Karate, Bola Voli, dan Sepak Bola. Jika setiap Cabor hanya menerima berkisar Rp.5 juta dari total anggaran Rp.100 juta, maka muncul pertanyaan, ke mana larinya sisa dana puluhan juta rupiah tersebut?.
Publik pun mulai mempertanyakan integritas KONI Tubaba dalam pengelolaan dana negara, apalagi menyangkut program olahraga yang menyasar generasi muda dan pembinaan atlet daerah. Masyarakat setempat bahkan mendesak agar aparat penegak hukum turun tangan mengaudit penggunaan dana PORKAB demi mencegah potensi praktik korupsi berjubah kegiatan olahraga, apalagi sudah banyak Kepala Tiyuh juga mengaku adanya kontribusi untuk kepentingan rangkaian PORKAB hingga Rp.4 juta.
Dengan sorotan ini, masyarakat dan pelaku olahraga berharap ada kejelasan serta transparansi penuh. Jangan sampai ajang olahraga yang seharusnya membangun malah menjadi ladang bancakan anggaran. (Rico)