Bandar Lampung (KANDIDAT) – DPC Laskar Lampung sambangi kediaman Dewan pembina Laskar Lampung Indonesia guna berkoordinasi, terkait Jelang aksi demo penolakan keberadaan angkutan batubara yang melintas di wilayah Kabupaten Lampung Utara. Rabu, (08/05/2024)
Kedatangan DPC Laskar Lampung Lampura dikediaman dewan pembina Laskar Lampung, di sambut langsung oleh Irjen. Pol. (Purn.) Dr. H. Ike Edwin yang pernah menjabat Kapolda Lampung di Lamban Kuning Bandar Lampung.
Ajang silaturahmi dengan anggota Laskar Lampung itu dijadikan momentum untuk berdiskusi mengenai agenda demonstrasi penolakan keberadaan armada batubara yang selama ini sudah sangat meresahkan masyarakat Lampung Utara khususnya para pengendara yang mobilitas sehari-harinya melewati Jalan Lintas Tengah Sumatera mulai dari Bukit Kemuning hingga Blambangan Pagar, pun demikian sebaliknya.
Dewan pembina DPP Laskar Lampung, Irjen. Pol. (Purn.) Dr. H. Ike Edwin mengapresiasi langkah tegas yang diambil oleh Adi Candra Cs untuk mengomandoi masyarakat enam desa di dua kecamatan yang terdampak oleh lalu lalang armada batubara dengan muatan berlebih.
“Laskar Lampung ingin menertibkan (armada batubara) karena jalan itu jalan umum. Saya sarankan agar DPC Laskar Lampung Lampura untuk bertemu pihak terkait seperti Kapolres, Bupati, Dishub, dan PUPR agar bisa berdiskusi untuk mendapatkan solusi terbaik atas persoalan ini,” kata Dang Ike, sapaan akrabnya.
Laskar Lampung, kata dia, merupakan bagian dari masyarakat. Mereka (Laskar Lampung) merupakan warga negara yang juga memiliki kepedulian terhadap daerahnya. Angkutan batubara tersebut melewati jalan umum yang bukan jalur resmi.
“Cari solusi terbaik. Para pimpinan di wilayah disana (Lampung Utara) juga jangan sampai tidak mau bertemu, karena enggak akan selesai kalau tidak bertemu (diskusi) untuk mencari solusi terbaik itu,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPC Laskar Lampung Lampura, Adi Candra mengatakan, masyarakat enam desa yang terdampak langsung bergandengan tangan dengan Laskar Lampung Indonesia dalam waktu dekat akan menggelar aksi tegas penolakan keberadaan armada batubara dengan muatan berlebih (ODOL) yang tiap harinya melintas tak kenal waktu.
“Masyarakat enam desa bersama Laskar Lampung Indonesia bergandengan tangan untuk menggelar aksi tegas (demo) terhadap keberadaan armada batubara yang semakin tidak mengindahkan regulasi yang ada dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.
Hingga saat ini, sambung dia, masyarakat terus merapatkan barisan dan membulatkan tekad untuk menggelar aksi agar mobil pengangkut batubara yang muatannya telah melebihi kapasitas tonase tidak lagi melintas dan merusak jalan yang selama ini selalu dilalui oleh pengendara, baik masyarakat lokal maupun pengemudi kendaraan lainnya.
“Kita terus merapatkan barisan, tekad kita bulat, masyarakat ingin mobil-mobil batubara yang muatannya sudah melebihi standar muatan tidak ada lagi yang melintas, karena sudah sangat meresahkan khususnya masyarakat di enam desa ini,” tandasnya.(Yon/Red)